Laman

Selasa, 02 Agustus 2016

KARANGASEM JANGAN DILUPAKAN , INI MAKNA DAN SEJARAHNYA




Atas keputusan Ketua DPRDGR( Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong) tingkat II Kabupaten Karangasem , IDA WAYAN PIDADA bersama rombongan memutuskan untuk mencalonkan ANAK AGUNG GDE KARANG menjadi Bupati Karangasem yang saat itu masih menjabat sebagai Danres ( Kapolres) daerah Jembrana. Rapat penentuan calon bupati dilakukan di Puri Kartasura dan Sekolah Saraswati, karena gedung DPRDGR telah musnah ditelan bencana Gunung Agung meletus tahun 1963. Maka pada tahun 1967 resmilah  ANAK AGUNG GDE KARANG menjadi Bupati Karangasem dan dilantik di Ulakan pada tanggal 11 Mei 1967.
Untuk membangun Karangasem Anak Agung Gde Karang mencurahkan segala pikiran, tenaga serta waktu , bahkan tak sedikit pengorbanan yang dipersembahkan demi Karangasem tercinta
Tantangan untuk membangun Karangasem sanga besar, pengajuan proposal untuk dana pembangunan akibat bencana Gunung Agung meletus  ke provinsi mengalami kelambatan , proposal tinggal janji belaka. Karangasem jadi terbengkelai. Untuk mencari dana , maka munculah ide untuk membuat pasar malam di Lapangan Candra Buana selama satu bulan penuh. Di dalam pasar malam ada ROLET (meja bundar berputar, atraksi TONG EDAN, AYUNAN GELOMBANG ASMARA dan AKROBAT dan  SIRKUS sejenisnya. Karangasem semakin meriah dimalam harinya , sedangkan siangnya yaitu di Balai Desa , BANJAR KODOK  , diadakan kegiatan sabungan ayam yang terkenal dengan sebutan Gojekan.
Dari kegiatan tersebut Anak Agung Gde Karang selaku Bupati Karangasem mampu memperoleh dana demi pembangunan Karangasem. Namun demikian teguran dari atasan tak henti hentinya kehadapan beliau, berbagai macam protes pedas dari atasan tak dihiraukan oleh Anak Agung Gde Karang. Hal tersebut membuat pangkat beliau sebagai Komisaris Polisi ditunda kenaikannya. Semangat untuk membangun Karangasem terus bergelora , situasi tekanan terhadap dirinya membuat Anak Agung Gde Karang membuat sebuah slogan sindiran yang terpampang pada perbatasan Karangasem – Klungkung dan perbatasan Karangasem- Buleleng . Dibawah symbol karangasem terpampang tulisan ‘’ KARANGASEM JANGAN DILUPAKAN ‘’ . Kata “  Karangasem Jangan Dilupakan” memiliki  makna ganda.
Pertama adalah sebuah sindiran karena setiap proposal yang diajukan untuk dana pembangunan karangasem sering diabaikan oleh pemerintah pusat.
 Makna kedua  adalah, akibat bencana alam maka banyak penduduk karangasem mengungsi kedaerah lain untuk mencari penghidupan , sehingga bagi mereka yang meninggalkan Karangasem agar bisa kembali menyumbangkan keahliannya untuk membangun Karangasem.
'' KARANGASEM JANGAN DILUPA"

pustaka : Praksok saksi sejarah Puri Kartasura oleh A.A Md Jelantik Karang


Sabtu, 19 Desember 2015

Kenapa harus “ Aahhhh dan Uusss ” saat metajuk di Seraya, ini alasannya:





Hujan yang ditunggu- tunggu Nyama Seraya sejak bulan oktober lalu akhirnya turun juga , sejak kemarin ( 18-12-2015) hujan deras mengguyur hampir semua wilayah di Seraya . Hal ini langsung dimanfaatkan oleh Nyama Seraya untuk menggarap tegalannya, karena menurut perhitungan sasih sudah saatnya untuk menanam jagung .  Kegiatan metajuk ( menanam jagung ) dilakukan sebagian besar nyama Seraya sepanjang hari ini.  Ada hal yang kurang biasa terjadi pada musim tanam kali ini , Nyama Seraya sebagian besar belum sempat melakukan pengelolaan lahan akibat musim kemarau panjang tahun ini. Hal ini memaksa Nyama Seraya metajuk dengan kondisi tanah yang ”bedagalan”( belum sempat di bajak sebelummnya) sehingga begitu saja langsung “ Seludung” untuk ditanami . Kejadian lain yang tersaji  dari pandangan kita adalah ada beberapa Nyama Seraya yang menggunakan jasa orang ( saudara atau anaknya)  yang “disamed”( membajak) . Hal ini diakibatkan oleh dua hal , pertama Nyama Seraya yang berprofesi sebagai petani tidak memiliki sapi yang siap dipakai membajak, alasan kedua karena kondisi sapi yang sudah tidak kuat lagi membajak karena kondisi sapi yang lemah akibat kurang pakan sebagai akibat kemarau panjang tahun ini.  Tapi tahukah kita atau pernahkah kita memperhatikan tradisi “ nenggala”( membajak) di Seraya itu memiliki nilai filosopi? Kalau kita perhatikan atau kita pernah membajak maka ada dua kata yang sering terucap ketika kita mengarahkan sapi,  ibarat seorang kusir yakni kata “ aaahhh dan ussss”.   Dua kata tersebut memiliki nilai filosopis  yang kuat dalam kehidupan sehari- hari . Kata “ Aaahhh” adalah sebuah kata yang identik dengan larangan. “Ahhhh” dalam bahasa Seraya berarti ede ( jangan ) , misalnya “ ede kema uke ditu ada dui “  ( jangan kesana kamu, disana ada duri) . Kata ”aaahhh” yang kita pakai pada saat kita mengarahkan sapi kearah kiri. Artinya “ aahhh” yang bersifat larangan berkonotasi dengan kiri. Sebaliknya kata “ Ussss” kita pergunakan untuk mengarahkan sapi kearah kanan atau lurus. Karna kanan berkonotasi dengan hal baik, hal yang lurus . Sehingga sapi pun akan paham dengan apa yang kita perintahkan. Sapi aja tahu , bagaiamana dengan kita?? Ngiring mulat sarira dan selamat metajuk nyaman – nyaman tyange ajak mekejang.

Rabu, 16 Desember 2015

Antara Tubuh dan Jiwa, ini perbedaannya




Seperti halnya manusia yang  menggunakan  kereta , seperti itulah jiwa menggunakan perangkat yang disebut tubuh. Melalui media tubuh dia mengalami suka dan duka dari tubuh itu, tetapi jiwa bukalah tubuh . Tubuh masih bisa dihancurkan tetapi jiwa takkan bisa dihancurkan , artinya jiwa tidak bisa ditembus senjata apapun atau pun dibakar dengan api, ataupun dilemahkan oleh air, ataupun dikeringkan dengan angin, walaupun jiwa berada didalam tubuh , jiwa itu abadi .Tubuh mungkin saja bisa dibunuh , tapi jiwa itu sendiri takan bisa dibunuh , jiwa itu ada dimana mana ,tidak berwujud tetap dan dia kekal.seperti halnya manusia membuang pakaian lama dan memakai yang baru,hampir sama jika tubuh meninggalkan yang tua dan berulangkali menempati tubuh yang baru.

Mengetahui diri sendiri dalam bentuk jiwa bukanlah hal yg tidak mungkin , orang buta pun bisa hidup, seorang bisu pun bisa hidup, termasuk mereka yang hidup tidak memiliki tangan dan kaki,  sudah jelas bahwa tubuh bukan yang membentuk manusia. Ada seseorang yang kehilangan energinya , atau mereka yang hidup kehilangan ingatannya ,oleh karna itu sudah jelas bahwa bentuk ketidaksadaran manusia bukannlah tubuh yang baik. Seseorang yang menjelajahi dirinya dengan cara seperti ini , aku bukan lah indra dan juga bukanlah tubuh  , bukan juga perasaan  bukan juga pemikiran atau bukan juga pendapat .orang yang  bisa memahami hal ini akhirnya akan dapat memahami dirinya dalam bentuk jiwa 

Ketika ciptaan tersebut terpisah , dan ketika manusia dan alam diciptakan, maka manusia yang adalah bagian dari dewa menjadi jiwa dan berdiam dalam setiap wujud penciptaan , jiwa itu sendiri dikelilingi oleh nafsu dan kegelapan,terbangun dari lelapnya nafsu belaka , dan memahami dirinya sebagai bagian dari dewa , adalah sebuah tugas ,,tujuan dan tekad jiwa itu sendiri
Seperti permata yang tergeletak di tanah , tidaklah hilang kilauannya , demikianlah pula jiwa yang dikelilingi oleh wujud penciptaan yang mengetahui bahwa ini adalah bagian kecil dari dewa, seringkali jiwa menganggap bahwa tubuh mereka adalah segalanya . Mereka berbeda dengan jiwa itu sendiri yang tidak mereka ketahui , melalui sebuah penderitaan, bau , rasa yang dirasakan oleh tubuh maka akan dianggap sebagai sebuah pengalaman . dan mereka tidak pernah berusaha keras untuk berubah , jiwa yang tidak mau berusaha.

Selasa, 15 Desember 2015

ESKALASI POLITIK PASCA PILKADA KARANGASEM

Hajatan Pilkada Karangasem telah berjalan dengan  baik dan lancar. Hasil sementara pada Rapat pleno kecamatan   menunjukkan pasangan MASDIPA unggul dari dua pasangan lain . Masdipa mampu meraih suara sebanyak 104.560, pasangan SMS diposisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 77.507 dan menyusul pasangan SUKSES  dengan perolehan suara sebanyak 68.348. Dengan perolrhan ini  dipastikan eskalasi politik dibumi lahar akan berubah. Terutama di panggung yang memiliki "brand" eksekutif dan legislatif. Merujuk pada hasil pileg 2014 partai pengusung paslon masih dipuncaki oleh koalisi Golkar, Gerindra dan PKS dengan 19 kursi. Di posisi kedua PDIP yg tampil percaya diri tanpa koalisi , (memilih "koalisi " dengan kadus) dengan 12 kursi. Dan "semut diantara gajah " yg bersatu melalui KKH mencoba menggalang kekuatan untuk menjadi The Rising Star mngandalkan kekuatan 9 kursi. Dan Seperti diketahui terakhir datang "calon penganten yang gagal kawin" si Biru Mercy Demokrat dengan  5 kursi. Hingga MASDIPA di parlemen memiliki kekuatan 14 kursi . Jika kondisi pra pilkada dan pasca pilkada tidak jauh berubah atau elite belum mampu melakukan kompromi politik , tentu menjadi hal yg layak ditunggu dinamika yang  terjadi di gedung mewah dewan maupun kursi "panas" Bupati . Semoga politik di Karangasem bisa cair , tidak seperti di senayan dengan  label KIH vs KMP-nya yg sampai saat ini masih tersaji didepan mata dan telinga kita begitu menelanjangi mata bhatin kita tentang nurani dan siapa sejatinya berjiwa kenegarawanan. Semoga Karangasem mampu mewujudkan situasi politik yg lebih elegan dan bermartabat. Hingga program dapat berjalan baik tanpa ada kesan "blokade " antara eksekutif dan legislatif.
Semoga saja.....semua demi rakyat

 ‪#‎damai‬ itu indah.